Jumat, 06 November 2015

Bermain Tenis Meja

Tenis Meja 

Sejarah Tenis Meja
Sejarah Tenis Meja Dunia
Ping pong itulah nama permainan tenis meja yang lebih di kenal dalam masyarakat. Istilah kata ping pong merupakan nama resmi dari tenis meja untuk Republik Rakyat Cina, namun di Indonesia juga tidak asing lagi dengan istilah ping pong. Permainan ping pong sama dengan permainan badminton yaitu menggunakan raket, namun raket bola ping pong terbuat dari papan dan dilapisi dengan karet atau sering disebut bat (baca bet). Sejarah tenis meja masuk ke asia melalui Republik Rakyat Cina, Jepang dan Korea. Negara-negara tersebut merupakan pelopor perkembangan tenis meja di Asia. Sedangkan sejarah tenis meja di Indonesia baru dikenal pada tahun 1930. Pada masa itu hanya dilakukan di balai-balai pertemuan orang-orang Belanda sebagi suatu permainan rekreasi. Pada tahun 1939 sebelum perang dunia ke II para tokoh petinis meja indonesia mendirikan PPPSI (Persatuan Ping Pong Seluruh Indonesia). Dan sejak itu, Perkembangan tenis meja di Indonesia hingga sekarang bisa dikatakan cukup pesat.
Permainan tenis meja masuk Asia Selain India setelah tahun 1910. Namun usaha-usaha terorganisir untuk memperkokoh kepentingan tenis meja baru berakar pada waktu diselenggarakannya kejuaraaj dunia di Bombay pada bulan Februari 1952. Negara-negara Asia sebagai peserta di dalam kejuaraan dunia tersebut memutuskan untuk membentuk federasi tenis meja asia yang dalam bahasa inggris lebih dikenal dangan The Table Tennis Federation of Asia. Federasi ini telah menyelenggarakan dangan sukses 10 kejuaraan Asia, yaitu :
Ke 1 di Singapura tahun 1952.
Ke 2 di Tokyo tahun 1953.
Ke 3 di Singapura tahun 1954.
Ke 4 di Manila tahun 1957.
Ke 5 di Bombay tahun 1960.
Ke 6 di Manila tahun 1963.
Ke 7 di Seoul tahun 1964.
Ke 8 di Singapura tahun 1967.
Ke 9 di Jakarta tahun 1969.
Ke 10 di Nagoya tahun 1970.
Beberapa negara Asia kemudian merasa kurang puas dengan TTFA, karena ternyata belum menghimpun seluruh kekuatan di Asia, sebagaimana termaksud di dalam anggaran dasar TTFA.
Pada bulan Maret 1972, perwakilan dari asosiasi tenis meja Cina, DPR Korea, dan Jepang bertemu khusus untuk mengambil inisiatif mengadakan pertemuan pendahuluan di Beijing, Cina. Pada bulan Mei tahun itu juga pertemuan pendahuluan dilakukan dan dihadiri oleh delegasi dari 16 negara yaitu masing-masing : Camboja, Cina, DPR Korea, Iran, Irak, Jepang, Kuwait, Lebanon, Malasyia, Nepal, Pakistan, Palestina, Singapura, Srilangka, Siria, dan Vietnam. Sejalan dengan keinginan keras dari para delegasi, maka pertemuan pendahuluan di ubah statusnya menjadi pertemuan pembukaan untuk membentuk Asian Table Tennis Union (ATTU) pada tanggal 7 Mei 1972. Pertemuan menerima komunike dan anggaran dasar serta memilih pengurus ATTU.
Kejuaraan Asian masa ke pengurusan ATTU ke I dan kongres ATTU ke I di selenggarakan di Beijing pada bulan September 1972. Enam kongres ATTU dan kejuaraan Asia telah diselenggarakan dengan sukses di:
1.      Beijing
2.      Yokohama
3.      Pyong-Yang
4.      Kuala Lumpur
5.      Calcuta
6.      Jakarta, sejak tahun 1972 hingga tahun 1982.
Tujuan dibentuknya ATTU adalah :
1)   Untuk mempererat tali persahabatan antar pemain tenis meja dan rakyat dari negara-negara dan wilayah di Asia dan untuk memperdalam hubungan persahabatan antar masyarakat tenis meja dan pemain Asia dengan mereka dari benua-benua lain.
2)   Untuk mempertinggi popularitas, pengembangan dan prestasi tenis meja di Asia. Dasar pokoknya adalah : persamaan hak serta saling hormat menghormati antar sesame anggota uni, besar maupun kecil, serta konsultasi demokratik.
Sampai tahun 1982 ATTU telah mendapatkan 32 anggota penuh dari Asia dengan dua associate member dari Oceania. Sekretariat ATTU di tempatkan di Beijing tempat domisilinya sekretasis jendral bulletin ATTU dalam bahasa Inggris yangn sudah diterbitkan sejak tahun 1979.
ATTU mendapat pengakuan resmi sebagai satu-satunya wadah kontinental yang mengatur petenis mejaan di Asia, dari ITTF pada tahun 1975 bertepatan dengan penyelenggaraan general meeting ITTF ke 33 di Calcuta.
Sejarah Tenis Meja Indonesia
Permainan tenis meja di Indonesia baru dikenal pada tahun 1930. Pada masa itu hanya dilakukan di balai-balai pertemuan orang-orang Belanda sebagi suatu permainan rekreasi. Hanya golongan tertentu saja dari golongan pribumi yang boleh ikut latihan, antara lain keluarga pamong yang menjadi anggota dari balai pertemuan tersebut
Sebelum perang dunia ke II pecah, tepatnya tahun 1939, tokoh-tokoh pertenismejaan mendirikan PPPSI (Persatuan Ping Pong Seluruh Indonesia). Pada tahun 1958 dalam kongresnya di Surakarta PPPSI mengalami perubahan nama menjadi PTMSI (Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia). Tahun 1960 PTMSI elah menjadi anggota federasi tenis meja Asia, yaitu TTFA (Table Tennis Federation of Asia).
Perkembangan tenis meja di Indonesia sejak berdirinya PPPSI hingga sekarang bisa dikatakan cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya perkumpulan-perkumpulan tenis meja yang berdiri, serta banyaknya pertandingan tenis meja yang dilakukan, misalnya dalam arena : PORDA, PON, POMDA, POSENI di tingkat SD, SLTP, SLTA serta pertandingan-pertandingan yang diselenggarakan oleh perkumpulan-perkumpulan tenis meja, instansi pemerintah atau swasta atau karang taruna dll.
Indonesia selalu di undang dalam kejuaraan-kejuaraan dunia resmi setelah Indonesia terdaftar sebagai anggota ITTF pada tahun 1961. Selain kegiatan-kegiatan pertandingan tersebut, hal lain yang patut dicatat dalam perkembangan pertenismejaan nasional adalah berdirinya Silatama (Sirkuit Laga Tenis Meja Utama) yang dimulai pada awal tahun 1983, yang diiselenggarakan setiap 3 bulan sekali serta Silataruna yang kegiatannya dimulai sejak 1986 setiap 6 bulan sekali.
Peralatan Permainan
1.    Raket
Raket terbuat dari lapisan kayu tipis yang pada permukaannya dilapisi karet khusus. Ukuran panjangnya adalah 6.5 inchi (16.5 cm) dan lebar 6 inchi (15 cm). Lapisan tipis ini bisa di tambahkan lapisan fiber glas, karbon atau bahan lain sehingga bat menjadi ringan dan tahan getar.
2.    Bola
Bola tenis meja berdiameter 40 mm berat 2,7 gram. Biasanya berwarana putih atau orange dan terbuat dari bahan selluloid yang ringan. Pantulan bola yang baik apabila djatuhkan dari ketinggian 30,5 cm akan menghasilkan ketinggian pantulan pertama antara 24-26 cm. Pada bola pingpong biasanaya ada tanda bintang dari bintang 1 hingga bintang 3, dan tanda bintang 3 inilah yang menunjukan kualitas tertinggi dari bola tersebut yang biasanya digunakan dalam turnamen-turnamen resmi.
3.      Meja lapangan
Lapangan tenis dibagi dua oleh sebuah jaring yang di tengah-tengahnya tingginya persis 91.4 cm dan di pinggirnya 107 cm. Setiap paruh lapangan permainan dibagi menjadi tiga segi: sebuah segi belakang dan dua segi depan (untuk service).
Lapangan dan beberapa seginya dipisahkan dengan gatis-garis putih yang merupakan bagian dari lapangan tempat bermain tenis. Sebuah bola yang dipukul di luar lapangan (meski tidak menyentuh garis) dikatakan telah keluar dan memberi lawan sebuah nilai.
Teknik Dasar Permainan Tenis Meja
Pada dasarnya, teknik dasar permainan tenis meja dapat dibagi menjadi empat:
1.    Teknik Memegang Bet (Grip)
Teknik memegang bet merupakan faktor yang sangat penting dalam permainan tenis meja. Secara garis besar pegangan dapat dibedakan menjadi dua macam:
a.    Memegang Bet Seperti Berjabat Tangan (Shakehand Grip)
b.   Shakehand Grip sangat populer terutama di negara-negara Eropa atau dunia Barat. Dengan pegangan ini, seorang pemain dapat menggunakan kedua sisi bet.
c.    Memegang Bet Seperti Memegang Tangkai Pena (Penhold Grip)Penhold Grip dikenal pula dengan Asia Grip, walaupun kebanyakan pemain Asia menggunakan Shakehand Grip. Pada pegangan ini hanya satu sisi bet yang dapat digunakan.
d.      Seemiller Grip. Seemiller Grip juga disebut dengan American Grip, yang merupakan versi dari Shakehands Grip.Cara memegang ini hampir sama dengan shakehand gripBedanya pada seemiller grip, bet bagian atas diputar dari 20-90 derajat ke arah tubuh. Jari telunjuk menempel di sepanjang sisi bet.
Kelebihan gaya seemiller grip adalah mudah melakukan blok, mudah menguasai permainan di tengah meja mudah melakukan perubahan sisi bet pada saat permaianan berlangsung, pergelangan tangan mudah digerakkan untuk pukulan forehand.
Kelemahan pada gaya seemiller grip adalah kesulitan melakukan pukulan backhand yang jauh dari meja, kesulitan melakukan pukulan sudut, tidak efektif untuk pola bertahan.
2.      Teknik Siap Sedia (Stance)
Stance berarti posisi kaki, badan dan tangan pada saat siap menunggu bola atau pada saat memukul bola. Ada dua bentuk stance utama yang biasa digunakan dalam permainan tenis meja:
a.       Square Stance
Square Stance adalah posisi badan menghadap penuh ke meja. Biasanya posisi ini digunakan untuk menerima servis dari lawan atau siap kembali setelah mengembalikan pukulan dari lawan. Dengan satu langkah ke samping kiri, samping kanan, ke depan, ke belakang maupun diagonal, pemain diharapkan dapat mengembalikan bola dengan baik.
b.      Side Stance
Side Stance berarti posisi badan menyamping, baik ke samping kiri maupun ke samping kanan. Pada side stance, jarak antara bahu ke meja atau ke net harus ada yang lebih dekat. Misalnya untuk pukulan forehand bagi pemain tangan kiri, bahu kiri harus lebih dekat ke net, begitu pula kaki kirinya harus lebih dekat ke net. Sebaliknya stance untuk pukulan backhand bagi pemain tangan kanan, bahu kanan beserta kaki kanannya harus lebih dekat ke net.
3.      Teknik Gerakan Kaki (Footwork)
Footwork dalam tenis meja pada garis besarnya dibedakan untuk nomor tunggal dan nomor ganda. Footwork yang digunakan dalam permainan tunggal sudah otomatis digunakan dalam permainan ganda.
Jika dilihat dari banyaknya langkah footwork, untuk tunggal dapat dibedakan: satu langkah, dua langkah dan tiga langkah atau lebih. Arah pergerakannya bisa ke depan, ke belakang, ke samping kiri, samping kanan atau diagonal.
Penggunaan gerakan kaki disesuaikan dengan jarak yang harus diantisipast antara bola yang datang dengan posisi pemain. Jika jaraknya sangat dekat, mungkin tidak usah melangkahkan kaki atau hanya satu langkah saja. Jika jarak antara bola yang datang dengan posisi pemain agak jauh, dengan dua langkah sudah cukup. Akan tetapi, jika jaraknya cukup jauh dari meja, harus dicapai dengan tiga langkah atau lebih.
Metode gerak kaki yang sering kita gunakan adalah two-step. Tipe ini biasanya digunakan oleh pemain dengan tipe menyerang. Cara melakukannya:
1)        Lutut sedikit ditekuk.
2)        Berat badan dibagi secara rata di kedua kaki.
3)        Berat badan ditumpukan pada ujung kaki.
4)        Bila ingin melangkah ke kiri, kaki kiri digeser ke arah kiri dan berat badan dibebankan ke arah kaki kiri. Bila perlu melakukan dua kali langkah, maka caranya sama.
5)        Kaki kanan mengikuti kaki kiri, jika ingin melakukan pukulan forehand maka kaki kanan ditarik ke belakang sehingga sama seperti posisi awal melakukan pukulan forehand.
6)        Setelah melakukan pukulan, harus memperhatikan arah bola dan kembali ke posisi awal. Bila ingin bergerak ke kiri dorong dengan kaki kanan. Bila tidak dalam posisi siap, maka harus bergerak ke arah belakang, tetapi jika lawan memukul bola kita jangan bergerak.
4.      Teknik Pukulan (Stroke)
a.    Macam-macam Pukulan
1.    Pukulan Forehand
Pukulan forehand dilakukan jika bola berada disebelah kanan tubuh.Cara melakukan pukulan ini adalah dengan merendahkan posisi tubuh, lalu gerakkan tangan yang memegang bet ke arah pinggang. Jika tidak kidal gerakan ke arah kanan. Siku membentuk sudut kira-kira 90 derajat. Sekarang tinggal menggerakkan tangan kedepan tanpa merubah siku.
2.    Pukulan Backhand
Pukulan backhand dilakukan jika bola berada disebelah kiri badan. Cara melakukannya pertama rendahkan posisi tubuh lalu gerakkan tangan ke arah pinggang sebelah kiri. Jika tidak kidal, dengan sudut siku sembilan puluh derajat. Gerakkan tangan dan bet ke arah depan, jaga siku agar tetap sembilan puluh derajat dan bet tetap lurus.
b.    Jenis Pukulan
1.         Drive
Drive merupakan pukulan dengan ayunan panjang sehingga menghasilkan pukulan yang datar dan keras. Tipe pukulan ini keras dan cepat. Ada dua jenis drive, yaitu forehand drive and backhand drive.
a)   Forehand drive
Cara melakukan forehand drive, pertama gerakkan bet ke arah depan. Gerakan ini diikuti dengan perputaran badan kearah depan kira-kira badan berputar tiga puluh derajat.
Kesalahan dan cara mengatasi dalam melakukan pukulan forehand drive adalah terjadi perubahan pada posisi bet akibat bergeraknya pergelangan tangan. Hal ini menyulitkan saat kontak dengan bola. Kuatkan pergelangan tangan saat sikap permulaan, sehingga bet tidak akan mudah berubah posisi.
b)   Backhand drive.
Cara melakukan backhand drive, pertama siku membentuk sudut sembilan puluh derajat. Pergerakan bet diikuti oleh gerak memutar badan. Usahakan kontak dengan bola saat bet berada di depan badan agak kiri.
Kesalahan yang sering terjadi dalam pukulan drive dan cara mengatasinya adalah gerakan kaki. Untuk mengatasi hal ini adalah dengan memperbanyak latihan backhand
2.         Push
Push adalah pukulan backspin pasif yang dilakukan untuk menghadapi backspin. Pukulan ini dapat menjaga agar bola tidak melambung terlalu tinggi dari net. Ada dua jenis push, yaitu forehand push dan backhand push.
a)   Forehand push.
Perhatikan agar posisi bet sedikit terbuka Gerakan bet kedepan dan sedikit kebawah. Usahakan bola mengenai bet bagian tengah.
b)   Backhand push
Perkenaan bolanya sama dengan forehand push. Bedanya ini menggunakan backhand. Usahakan kontak bola hanya terjadi gesekan tetapi kuat sehingga menghasilkan bola backspin yang sempurna. Usahakan perkenaan bola di kiri mendekati bagian depan tubuh
3.         Chop
Chop merupakan pukulan backspin yang bersifat bertahan. Ada dua jenis chop, yaitu forehand chop danbackhand chop.
a)   Forehand chop.
Persiapan dalam melakukan pukulan forehand chop sama untuk melakukan pukulan forehand, tapi posisi bet agak terbuka. Gerakkan bet ke depan condong ke bawah. Usahkan kontak dengan bola terjadi di depan kanan badan. Perkenaan bola pada sisi bet depan agak bawah dan perkenaan pada bola pada sisi bawah bola.
b)   Backhand chop.
Posisi awal sama dengan backhand, tetapi posisi bet terbuka atau sisi depan condong ke atas. Usahakan kontak bola pada bagian sisi bawah bet depan dengan sisi bawah bola. Usahakan perkenaan bola di kiri agak depan tubuh.
4.         Block
Block adalah cara paling sederhana untuk mengembalikan pukulan yang keras. Block dilakukan setelah bola memantul dari meja. Hal ini dilakukan untuk membuat lawan tidak dapat melancarkan serangan dengan cepat, karena bola yang di block akan kembali dengan cepat. Ada dua jenis block, yaitu forehand block danbackhand block.
a)   Forehand block.
Cara melakukan forehand block yang pertama gerakkan bet ke depan, posisi bet tertutup (sisi depan bet menghadap ke bawah). Perhatikan arah datangnya bola, segera lakukan block setelah bola memantul dari meja, perkenaan bola dengan bet tepat pada tengah bet.
b)   Backhand block.
Bet berada disebelah kiri tubuh. Gerakkan bet ke depan jika ingin melakukan blocking, posisi bet tertutup (sisi depan bet menghadap ke bawah). Perhatikan arah datangnya bola, segera lakukan block setelah bola memantul dari meja, perkenan bola dengan bet tepat pada tengah bet.
5.         Service / Servis
Servis yaitu memukul bola untuk menyajikan bola pertama. Ada beberapa teknik servis yaitu servis forehand topspin, servis backhand topspin, servis forehand backspin, servis backhand backspin.
a)   Topspin
Arah putaran bola (dimana bola berputar searah jarum jam). Backspin merupakan arah putaran bola juga (bola berputar berlawanan jarum jam).
b)   Forehand Topspin.
Untuk melakukan forehand topspin pemain berdiri dengan sikap persiapan di meja bagian kanan dan menghadap sektor kiri meja lawan. Tangan kanan memegang bet berada di kanan badan dengan siku ditekuk sebesar sembilan puluh derajat. Telapak tangan kiri memegang bola. Bola dilambungkan setinggi enam belas senti meter, kemudian dipukul dengan bet. Usahakan pantulan bola tidak begitu tinggi dari net.
c)   Backhand Topspin.
Untuk melakukan backhand topspin pemain berdiri di tengah meja dengan sikap persiapan. Tangan kanan memegang bet dengan mendekatkanya ke pinggang sebelah kiri. Telapak tangan kiri memegang bola. Lambungkan bola setinggi enam belas senti meter, pukul dengan bet. Usahakan bola tidak begitu tinggi dari net sehingga pantulan bola di meja lawan tidak begitu tinggi.
d)  Backhand Backspin.
Untuk melakukan backhand backspin pemain berdiri di tengah meja dengan sikap persiapan. Tangan kanan memegang bet dengan mendekatkannya ke pinggang sebelah kiri. Telapak tangan kiri memegang bola. Lambungkan bola setinggi enam belas senti meter, pukul dengan bet. Untuk melakukan pukulan ini hanya menggesek bagian belakang bola dengan bagian bawah bet. Gerakan bet ke depan condong turun ke bawah. Usahakan bola tidak begitu tinggi dari net sehingga pantulan bola di meja lawan tidak begitu tinggi.
Taktik dan Strategi
1.      Taktik
Taktik adalah siasat utuk menghadapi permainan lawan, dengan tujuan untuk dapat memenangkan permainan. (Sukintak, 1979 : 16).
2.      Strategi
Strategi adalah siasat yang bersifat umum, menyeluruh, dan menyangkut banyak segi (Sukintak, 1979 : 16). Dalam strategi bermain banyak mencangkup unsur yaitu pertama menganalisis kekurangan sendiri, yang kedua menganalisis kepada pihak lawan. Permainan lawan harus dipelajari agar diketahui kelemahannya, yang perlu diperhatikan sebelum memulai servicenya adalah sikap badan, dan bagaimana service itu dilakukan. Unsur-unsur inilah yang nantinya dapat memberikan gambaran jenis-jenis service yang dilakukan dan kemana arahnya bola, begitu juga sebaliknya seorang pemain harus dapat menyembunyikan kelemahannya. Jadi seorang pemain hendaknya dapat menguasai berbagai macam pola permainan agar pihak lawan tidak dengan cepat menguasai permainannya.
Cara bermain
1.         Permainan tunggal
–       Setiap bola mati menghasilkan nilai satu.
–       Servis berganti pemain setiap mencapai poin kelipatan 5.
–       Pemegang servis bebas menempatkan bola dari segala penjuru lapangan.
–       Permainan satu set berakhir apabila pemain mencapai nilai 11, dan kemenangan diraih apabila mencapai 3 kali kemenangan set.
–       Apabila terjadi deuce, permainan berakhir jika selisih nilai adalah 2. misal: 15-13, 18-16
2.         Permainan ganda
–       Setiap bola mati menghasilkan nilai satu.
–       Servis bergantian setiap poin kelipatan 5.
–       Pemain bergantian menerima bola dari lawan
–       Pemegang servis hanya bisa menempatkan bola ke ruang kamar sebelah kanan lawan.
–       Permainan satu set berakhir apabila pemain mencapai nilai 11, dan kemenangan diraih apabila mencapai 3 kali kemenangan set.
–       Apabila terjadi deuce, permainan berakhir jika selisih nilai adalah 2. misal: 15-13, 18-16
Sistem pertandingan Tenis Meja
Setiap kontingen diharapkan berpartisipasi di 2 nomor pertandingan yang terdiri dari:
o  Tunggal bebas
o  Ganda putra
Jika jumlah tim kurang atau sama dengan 5 maka:
1.         Sistem pertandingan yang digunakan adalah kompetisi penuh.
2.         Sistem hitungan yang digunakan adalah best of five dengan angka kemenangan 11 rally point.
3.         Jika jumlah tim lebih dari 5 dan kurang atau sama dengan 8 maka:
4.         Sistem pertandingan yang digunakan adalah setengah kompetisi.
5.         Sistem hitungan yang digunakan adalah best of five dengan angka kemenangan 11 rally point.
6.         Jika jumlah tim lebih dari 8 maka:
7.         Sistem pertandingan yang digunakan adalah sistem gugur.
8.         Sistem hitungan yang digunakan adalah best of five dengan angka kemenangan 11 rally point.
9.         Apabila poin peserta seri (10-10) maka pertandingan akan ditambah 2 poin. Peserta yang pertama kali unggul dengan selisih 2 poin akan memenangi pertandingan.
10.     Kemenangan dalam pertandingan penyisihan mendapat nilai 1. Apabila ada dua tim atau lebih mendapat nilai sama, maka penentuan juara group dan runner-up akan dilihat dari kualitas angka pada tiap-tiap set yang dimainkan.
11.     Poin akan bertambah bagi lawan bila terjadi dobel (bet pingpong menyentuh meja).
12.     Saat servis, bila bola mengenai net kemudian masuk maka servis diulang.
13.     Saat servis, bila bola mengenai net kemudian tidak masuk, berarti tambahan poin untuk lawan .
14.     Netting kedua berarti tambahan poin bagi lawan.  Pindah bola tiap dua poin.
15.     Khusus untuk permainan ganda servis harus menyilang. Kalau servisnya masuk ke bagian yg salah (salah kamar), berarti tambahan poin untuk lawan.
16.     Setiap peserta diwajibkan untuk membawa bet pingpong sendiri-sendiri. Bola isediakan.
17.     Diluar dari aturan yang tertera disini, peraturan permainan mengikuti peraturan international.
Kemenangan dalam pertandingan penyisihan mendapat nilai 1. Apabila ada dua tim atau lebih mendapat nilai sama, maka penentuan juara group dan runner-up akan dilihat dari kualitas angka pada tiap-tiap set yang dimainkan. Poin akan bertambah bagi lawan bila terjadi dobel (bet pingpong menyentuh meja). Saat servis, bila bola mengenai net kemudian masuk maka servis diulang. Saat servis, bila bola mengenai net kemudian tidak masuk, berarti tambahan poin untuk lawan.
Netting kedua berarti tambahan poin bagi lawan. Pindah bola tiap dua poin.Khusus untuk permainan ganda servis harus menyilang. Kalau servisnya masuk ke bagian yg salah (salah kamar), berarti tambahan poin untuk lawan. Setiap peserta diwajibkan untuk membawa bet pingpong sendiri-sendiri. Bola disediakan. Diluar dari aturan yang tertera disini, peraturan permainan mengikuti peraturan international.
Peraturan Tenis Meja
1.      MEJA
1.1  Permukaan meja atau meja tempat bermain harus berbentuk segi empat dengan panjang 274 cm dan lebar 152,5 cm dan harus datar dengan ketinggian 76 cm di atas lantai.
1.2  Permukaan meja tidak termasuk sisi permukaan meja.
1.3  Permukaan meja boleh terbuat dari bahan apa saja namun harus menghasilkan pantulan sekitar 23 cm dari bola yang dijatuhkan dari ketinggian 30 cm
1.4  Seluruh permukaan meja harus berwarna gelap dan pudar dengan garis putih selebar 2 cm, pada tiap sisi panjang meja 274 cm dan lebar meja 152,5 cm.
1.5  Permukaan meja dibagi dalam 2 bagian yang sama secara vertikal oleh net pararel dengan garis akhir dan harus melewati lebar permukaan masing-masing bagian meja.
1.6  Untuk ganda, setiap bagian meja harus dibagi dalam 2 bagian yang sama dengan garis tengah berwarna putih selebar 3 mm, pararel dengan garis lurus sepanjang kedua bagian meja, garis tengah tersebut harus dianggap menjadi 2 bagian kiri dan kanan.
2.      PERANGKAT NET
2.1  Perangkat net harus terdiri dari net, perpanjangannya dan kedua tiang penyangga, termasuk kedua penjepit yang dilekatkan ke meja
2.2  Net harus terpajang dengan bantuan tali yang melekat pada kedua sisi atas tiang setinggi 15,25 cm, batas perpanjangan kedua tiang di setiap sisi akhir lebar meja adalah 15,25 cm.
2.3  Ketinggian sisi atas net secara keseluruhan harus 15,25 cm di atas permukaan meja.
2.4  Dasar net sepanjang lebar meja harus rapat dengan permukaan meja dan perpanjangan ujung net harus serapat mungkin dengan tiang penyangga.
3.      BOLA
3.1  Bola harus bulat dengan diameter 40 mm.
3.2  Berat bola harus 2,7 gr
3.3  Bola harus terbauat dari bahan celluloid atau sejenis bahan plastik dan harus berwarna putih atau oranye dan pudar (tidak mengkilap).
4.      RAKET/BET
4.1  Ukuran, berat, bentuk raket tidak ditentukan, tapi daun raket harus datar dan kaku
4.2  Ketebalan daun raket minimal 85 % terbuat dari kayu, dapat dilapisi dengan bahan perekatyang berserat seperti fiber karbon atau fiber glass atau bahan kertas yang dipadatkan, bahan tersebut tidak lebih dari 7,5 % dari total ketebalan 0,35 mm, yang adalah merupakan bagian yang lebih sedikit/tipis.
4.3  Sisi daun raket yang digunakan untuk memukul bola harus ditutupi karet bintik biasa, dengan karet bintik yang menonjol keluar (karet pletok) namun memiliki ketebalan termasuk lapisan lem perekat tidak lebih dari 2 mm, atau karet lunak (Sandwich Rubber) dengan karet bintik di dalamnya, ketebalan raket seluruhnya tidak lebih dari 4 mm termasuk lem perekat.
4.3.1        Karet bintik biasa adalah lapisan tunggal yang bukan karet celular, sintetik, atau karet alam, dengan bintik yang menyebar di permukaan raket secara merata dengan kepadatan tidak kurang dari 10 per-cm kuadrat dan tidak lebih dari 30 per – cm kuadrat.
4.3.2        Karet lunak (Sandwich Rubber) adalah lapisan tunggal dari karet cellular yang ditutupi dengan lapisan luar karet bintik biasa, ketebalan dari karet bintik tidak lebih dari 2 mm.
4.3.3        Karet penutup daun raket tidak melebihi daun raket itu sendiri, kecuali pada bagian terdekat dari kayu yang dipegang dan yang ditutupi oleh jari-jari dapat ditutupi oleh bahan lain atau tidak ditutupi.
4.3.4        Daun raket, lapisan yang menutupi baik karet atau lemnya harus merata (tidak bersambung) dan bahkan ketebalannya.
4.3.5        Permukaan raket yang tidak ditutupi karet pada sisi, harus diwarnai pada sisi yang tidak ditutupi oleh karet dengan warna pudar, merah atau hitam (tidak sama dengan warna sebelahnya)
4.3.6        Apabila terjadi sedikit kekurangan / penyimpangan pada warna dan kesinambungan permukaan akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh kejadian yang tidak disengaja dapat diizinkan sepanjang tidak merubah karakteristik dari permukaan raket.
4.3.7        Pada permulaan permainan dan kapan saja pemain menukar raketnya selama permainan berlangsung, seorang pemain harus menunjukkan raketnya pada lawannya dan pada wasit dan harus mengizinkan mereka (wasit dan lawannya) untuk memeriksa / mencobanya.
5.      DEFINISI
5.1         Suatu (rally) adalah suatu periode selama bola dalam permainan.
5.2         Bola dalam permainan mulai dari saat terakhir diam di telapak tangan bebas sebelum bola dilambungkan pada saat servis hingga rally diputuskan sebagai suatu let / poin.
5.3         Suatu let adalah suatu rally yang hasilnya tidak dinilai / dihitung
5.4         Suatu poin adalah hasil suatu rally yang hasilnya dinilai / dihitung.
5.5         Tangan raket adalah tangan yang memegang raket.
5.6         Tangan bebas adalah tangan yang tidak memegang raket
5.7         Seorang pemain memukul bola jika dia menyentuhnya dengan raket yang dipegangnya atau bagian tangan di bawah pergelangan tangan yang memegang raket ketika bola masih dalam permainan
5.8         Seorang pemain yang menyentuh bola jika dia atau apa saja yang dipakai atau dibawanya, mengenai bola ketika bola masih berada / melintas di atas permukaan meja dan belum melewati garis akhir, atau belum menyentuh bagian mejanya sejak dipukul oleh lawannya.
5.9         Pelaku Servis / Pemain Yang melakukan servis (server) adalah pemain yang memukul bola pertama kalinya dalam suatu rally.
5.10     Penerima bola (receiver) pemain yang memukul bola yang kedua pada sutu rally.
5.11     Wasit adalah seorang yang ditunjuk untuk mengawasi permainan.
5.12     Pembantu wasit adalah seorang yang ditunjuk untuk membantu dengan keputusan–keputusan tertentu.
5.13     Sesuatu yang dipakai atau dibawa oleh seorang pemain adalah segala sesuatu yang dipakai atau dibawa, kecuali bola, pada saat rally dimulai.
5.14     Bola harus sudah dinyatakan melewati atau mengelilingi net jika telah melalui bagian mana saja selain antara net dan tiangnya dan antara net dan permukaan meja.
5.15     Garis akhir termasuk perpanjangan kedua arah tepi meja.
6.      SERVIS YANG BENAR
6.1  Servis dimulai dengan bola diam secara bebas di atas permukaaan telapak tangan bebas pelaku servis.
6.2  Pelaku servis harus melambungkan bola secara vertikal tanpa putaran, sehingga bola naik minimal 16 cm dari permukaan tangan bebas, kemudian turun tanpa menyentuh apapun sebelum dipukul.
6.3  Pada saat bola turun, pelaku servis harus memukulnya sehingga menyentuh mejanya terlebih dahulu dansetelah melewati net atau mengelilingi net kemudian menyentuh meja dari penerima, pada permainan ganda, bola harus menyentuh bagian kanan dari masing masing meja pelaku servis dan penerima secara berurutan.
6.4  Dari mulai servis hingga bola dipukul, bola harus di atas perpanjangan permukaan meja permainan (di belakang batas akhir meja) pelaku servis, dan bola tidak boleh ditutupi / terhalang oleh bagian badan atau pakaian pelaku servis atau pasangannya, segera setelah bola dilambungkan, tangan bebas harus disingkirkan / ditarik dari garis bebas antara badan dan net.
6.5  Menjadi tanggung jawab pemain untuk melakukan servis agar terlihat oleh wasit atau pembantu wasit sesuai dengan persyaratan servis.
6.5.1        Jika wasit ragu atas keabsahan suatu servis, pada kesempatan pertama pada pertandingan tersebut, wasit boleh menyatakan let dan memperingati pelakumservis.
6.5.2        Setiap keraguan servis berikutnya untuk pemain atau pasangannya dalam satu pertandingan akan menghasilkan 1 poin untuk lawannya.
6.5.3        Bila terjadi servis gagal dan secara nyata tidak sesuai dengan persyaratan dari servis yang baik, pada saat pertama kali maupun pada kesempatan lainnya, maka tidak ada peringatan dan penerima servis harus diberikan poin 1.
6.5.4        Pengecualian, wasit dapat melonggarkan persyaratan servis yang baik jika diyakini bahwa rintangan tersebut disebabkan oleh kemampuan fisik yang tidak normal.
7.      PENGEMBALIAN YANG BENAR
7.1  Bola, setelah diservis atau dikembalikan, harus dipukul sehingga melewati / mengelilingi net dan menyentuh meja lawan, baik secara langsung maupun setelah menyentuh net.
8.      URUTAN PERMAINAN
8.1  Pada permainan tunggal, pelaku servis harus melakukan servis yang benar terlebih dahulu, kemudian penerima harus melakukan pengembalian yang benar setelah itu pelaku servis dan penerima secara bergantian melakukan pengembalian yang benar.
8.2  Pada permainan ganda, pelaku servis harus melakukan servis yang benar terlebih dahulu, kemudian penerima melakukan pengembalian bola dengan baik, selanjutnya pasangan masing-masing melakukan pengembalian dan akhirnya secara bergiliran setiap pemain melakukan pengembalian yang benar.
9.      SUATU LET
9.1  Reli dinyatakan let
9.1.1        Jika pada saat servis, bola melewati net dan menyentuhnya, kemudian bola masuk atau dipukul oleh penerima atau pasangannya.
9.1.2        Jika servis dilakukan pada saat penerima atau pasangannya belum siap dan baik penerima atau pasangannya tidak berusaha memukul bola / mengembalikan.
9.1.3        Jika gagal melakukan servis atau mengembalikannya dengan benar atau jika sesuai dengan peraturan bahwa hal tersebut disebabkan gangguan dari luar.
9.1.4        Jika permainan distop oleh wasit atau pembantu wasit.
9.2  Permainan dapat dihentikan
9.2.1        Urutan mengoreksi kesalahan urutan servis, penerima atau tempat
9.2.2        Untuk memulai sistim percepatan waktu.
9.2.3        Untuk menghukum dan memperingati pemain.
9.2.4        Karena kondisi permainan terganggu dan mempengaruhi hasil reli.
10.  SUATU POIN/SKOR
10.1       Selain reli dinyatakan let, pemain dinyatakan mendapat poin.
10.1.1    Jika lawannya gagal melakukan servis dengan benar
10.1.2    Jika lawannya gagal mengembalikan bola dengan benar.
10.1.3    Jika sebelum bola dipukul oleh lawannya, bola menyentuh apa saja selain net sebelum dipukul oleh lawannya.
10.1.4    Jika setelah dipukul oleh lawan, bola (yang datang) telah berada di luar permukaan meja, tanpa menyentuh meja.
10.1.5    Jika lawannya menyentuh bola.
10.1.6    Jika lawannya menyentuh bola dua kali secara beruntun.
10.1.7    Jika lawannya memukul bola dengan sisi daun raket yang tidak tertutupi karet atau tidak sesuai dengan ketentua 2.4.3, 2.4.4 dan 2.4.5.
10.1.8    Jika lawannya atau apa saja yang dipakainya menggerakkan permukaan meja.
10.1.9    Jika lawannya atau apa saja yang dipakai menyentuh net.
11.  SUATU GAME/SET
11.1     Suatu game dinyatakan dimenangkan oleh seorang pemain / pasangan yang pertama mendapat poin 11, kecuali kedua pemain atau pasangan sama mendapat poin 10, pada situasi ini, salah satu pemain atau pasangan harus mendapat selisih kemenangan poin atas lawannya.

P
etugas Teknis Pertandingan
Referee
o   Pada setiap pertandingan, referee harus ada dan tempat dan identitasnya harus diketahui oleh peserta, dan sebaiknya diketahui oleh kapten tim.
o   Referee  bertanggungjawab  untuk
§  memimpin undian;
§  penjadwalan pertandingan dengan waktu dan meja pertandingan;
§  ketentuan (keseragaman) untuk wasit/petugas pertandingan;
§  memimpin pertemuan dengan para wasit/petugas pertandingan sebelum pertandingan dimulai;
§  mengecek keabsahan pemain untuk pertandingan yang diikuti;
§  memutuskan apakah permainan dapat ditunda bila terjadi sesuatu yang darurat;
§  memutuskan apakan pemain dapat meninggalkan arena selama pertandingan masih berlangsung;
§  memutuskan apakah waktu pemanasan dapat diperpanjang;
§  memutuskan apakah pemain yang bertanding dapat memakai trainingspak;
§  memutuskan interpretasi pertanyaan yang timbul tentang ketentuan dan peraturan pertandingan termasuk pakaian yang digunakan, peralatan, dan kondisi pertandingan;
§  memutuskan waktu dan tempat pemain untuk melakukan pemanasan selama penundaan darurat permainan;
§  mengambil tindakan disiplin terhadap pelanggaran ketentuan dan sikap atau hal lain yang melanggar peraturan.
o   Bila tugas referee didelegasikan kepada orang lain, dengan persetujuan panitia penyelenggara, harus diumumkan kepada peserta, dan selayaknya kepada kapten tim.
o   Referee yang telah ditentukan atau wakilnya harus ada sepanjang pertandingan.
o   Apabila Referee menganggap perlu, ia dapat mengganti wasit, asisten wasit kapan saja, tetapi ia tidak boleh mengubah keputusan yang dibuat oleh wasit yang diganti yang menjadi wewenangnya.
o   Referee harus mengawasi pemain sejak saat tiba di arena tempat pertandingan hingga keluar dari tempat tersebut.
Wasit, Pembantu Wasit, dan Pencatat Pukulan
o   Seorang wasit dan seorang pembantu wasit harus ditunjuk untuk setiap pertandingan.
o   Wasit harus duduk atau berdiri sejajar dengan net dan pembantu wasit duduk disebelah meja berhadapan dengannya;.
o   Wasit harus bertanggungjawab untuk
§  memeriksa keabsahan peralatan dan kondisi tempat pertandingan dan melaporkan kepada referee apabila terdapat kekurangan/ kerusakan.
§  mengambil bola secara acak seperti pada 3.4.2.1.1-2;
§  melakukan undian untuk menentukan yang servis, penerima bola, atau tempat;
§  memutuskan apakah persyaratan servis dapat  diperlonggar bagi pemain yang cacat fisik;
§  mengontrol urutan servis, penerima bola, tempat, dan mengoreksi kesalahan yang terjadi;
§  memutuskan setiap reli sebagai suatu poin atau let.
§  mengucapkan poin/skor sehubungan dengan prosedur yang ditentukan;
§  memperkenalkan sistem percepatan waktu pada saatnya;
§  menjaga kelangsungan permainan;
§  mengambil tindakan bagi pelanggar ketentuan coaching/nasihat atau ketentuan sikap;
§  Melakukan undian untuk menentukan pemain/pasangan/tim yang harus mengganti pakaian bila terjadi kesamaan warna pakaian dan kedua pihak tidak ada yang mengalah untuk mengganti pakaian.
§  Memastikan bahwa hanya orang yang berhak yang boleh berada di arena/area pertandingan.
o     Pembantu wasit harus
§  memutuskan apakah bola  menyentuh atau tidak sisi atas meja yang terdekat dengannya.
§  Memberitahukan wasit atas perlakuan yang berhubungan dengan nasihat dan sikap (pemain/pemberi nasihat)
o    Baik wasit maupun pembantunya dapat :
§  memutuskan apakah servis pemain tidak sah;
§  memutuskan apakah bola menyentuh net pada saat servis;
§  memutuskan apakah pemain menyentuh bola;
§  memutuskan apakah kondisi permainan terganggu dan dapat mempengaruhi hasil suatu reli;
§  memastikan waktu pemanasan, interval antara game/set, dan lamanya pertandingan.
o    Baik pembantu wasit maupun salah satu petugas lain dapat bertugas sebagai pencatat pukulan, menghitung pukulan penerima bola atau pasangannya ketika sistem percepatan waktu diberlakukan;
o    Keputusan yang dibuat oleh pembantu wasit atau pencatat pukulan sehubungan dengan yang dijabarkan pada 3.3.2.5-6 tidak dapat diubah oleh wasit.
o    Wasit harus mengawasi pemain dari saat masuk ke arena tempat pertandingan hingga keluar arena setelah pertandingan selesai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar